Titian Prasasti
Jumat, 17 Maret 2017
Jumat, 13 Maret 2015
KONSEP DASAR METODE PEMBELAJARAN
INOVATIF
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam membentuk sebuah peradaban bangsa. Pendidikan akan melahirkan perubahan
dan penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini,
faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting yaitu guru. Sehubungan dengan
hal tersebut profesionalisme guru kini semakin menyeruak ke ruang publik
seiring dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan. Guru akhirnya
menjadi sorotan karena merekalah yang menjadi patokan terdepan yang berinteraksi
langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini,
guru dituntut untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan dan melahirkan hal-hal
baru. Guru yang mampu berinovasi berarti menandakan guru tersebut bisa
mengemangkan ide-ide kreatif yang mreka miliki. Kemampuan utama yang harus
dimiliki oleh para pendidik adalah dalam strategi pembelajaran. Artinya seorang
guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang akan
diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun
tersebut pada peserta didik. Sehingga tidak berlebihan ketika ada pakar
pendidikan mengatakan : ”metode lebih penting daripada materi, dan guru lebih
penting daripada metode dan materi”. Ada pula yang mengatakan “bahwa maju
mundurnya sebuah institusi pendidikan itu ditentukan oleh pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru di kelas”. Mengingat kondisi para pendidik dan calon
pendidik yang demikian, maka usaha untuk mendalami serta mengaplikasikan
pembelajaran inovatif menjadi salah satu alternatif. Pembelajaran inovatif
berimplikasi dapat meningkatkan gairah mengajar bagi guru itu sendiri dan
gairah belajar bagi peserta didik.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN INOVATIF
Menurut kamus bahasa Indonesia (2003) kata “inovasi” mengangdung arti
pengenalan hal-hal yang baru atau pembaharuan”. Inovasi juga berarti penemuan
baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya
(gagasan, metode, atau alat). Jadi pembelajaran inovatif dapat diartikan sebuah
pembelajaran yang menggunakan strategi/metode baru yang dihasilkan dari
penemuannya sendiri atau menerapkan metode baru yang ditemukan oleh para pakar
dan didesain sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang
kondusif.
Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh
guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang
dipandang baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam
proses dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. “Learning is fun” merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di
pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan,
kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara
diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya
kemampuan serap ilmu masing-masing orang.
Syah dan Kariadinata (2009: 16) Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan
fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan
media/alat bantu terutama yang berbasis teknologi baru/maju ke dalam proses
pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental di antaranya
membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software
multimedia, dan microsoft powerpoint merupakan salah satu alternatif.
Pembelajaran yang inovatif diharapkan mampu membuat siswa yang mempunyai
kapasitas berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah. Siswa yang
seperti ini mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses memahami
sesuatu dan mudah dalam mengambil pilihan serta membuat keputusan. Hal itu
dimungkinkan karena pemahaman interkoneksi di antara system atau subsistem
terkait dengan persoalan yang dihadapinya. Juga terlihat kemampuan
mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat yang dapat mengarah kepada
pemecahan masalah secara lebih baik. Informasi yang diperolehnya akan
dikerangkakan dan dianalisis sehingga akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut dengan baik. Pembelajaran yang inovatif
juga tercermin dari hasil yang diperlihatkan siswa yang komunikatif dan
kolaboratif dalam mengartikulasikan pikiran dan gagasan secara jelas dan efektif
melalui tuturan lisan dan tulisan. Siswa dengan karakteristik semacam ini dapat
menunjukkan kemampuan untuk bekerja secara efektif dalam tim yang beraneka,
untuk memainkan fleksibilitas dan kemauan berkompromi dalam mencapai tujuan
bersama.
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN INOVATIF
Berangkat dari konsep inovatif, sejumlah usaha perubahan harus dilakukan
oleh seorang Guru. Demikian cepatnya perubahan di sekitar kita, tidak mungkin
lagi mengandalkan cara-cara lama dalam pembelajaran, bahkan masih terdapat sejumlah
guru masih mengajar dengan cara-cara yang dilakukan oleh gurunya ketika dia
belajar dahulu. Untuk keperluan perubahan ini, pada tahap awal para guru
memiliki motivasi dan sikap ingin berubah (Huberman dan Miles, 1984:43), tidak
pernah merasa puas, berusaha bekerja profesional dan sebagainya, sehingga ia
mendapatkan sesuatu yang baru, karena inti dari pengertian inovasi itu sendiri
adalah adanya perubahan untuk menemukan yang baru (Ibrahim, 1998:46). Atau
seperti yang dikemukakan oleh Callahan dan Clark (1977: 6) bahwa guru harus
memiliki sikap kreatif. Kreatif dalam artian merespon berbagai perubahan yang
ada, karena setiap adanya perubahan akan selalu diiringi oleh berbagai cara
untuk melaksanakannnya (Ruddock, 1991).
Perpindahan paradigma dari orientasi guru kepada orientasi kebutuhan anak
didik diartikan bahwa aktivitas belajar didominasi oleh siswa, guru hanya
sebagai pembimbing atau fasilitator. Menanggapi perubahan yang terjadi
tersebut, maka harus diikuti oleh berbagai perubahan pada kegiatan pembelajaran
sehari-hari. Jika ditelusuri lebih jauh ternyata perubahan itu diantaranya
disebabkan oleh adanya kesadaran seseorang terhadap kekurangan cara yang
dimilikinya (Soejono Soekanto, 1990:355). Cara yang dimaksudkan di sini
berkaitan langsung dengan tugas guru seperti dalam kegiatan belajar mengajar,
mulai dari penetapan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan
pendekatan, media, metode, dan sistem penilaian. Seperti yang dikemukakan oleh
(Ibrahim, 1988) bahwa inovasi yang dilakukan oleh seorang guru lebih ditekankan
pada kegiatan mengajar, karena ia diserahi tugas dan wewenang mengelola
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam konteks ini kegiatan guru lebih dari pekerjaan seorang profesional umumnya,
karena ia dituntut bukan hanya ahli pada bidangnya tetapi juga harus mampu
mengelola pembelajaran dalam lingkungan manusia yang serba berubah (Klasen dan
Collier, 1972:12).
Dalam hal ini, para guru berusaha mencari model-model yang relevan, sehinga
setiap komponen pembelajaran berjalan secara efektif, dan akan tercapai tujuan
yang telah ditetapkan. Model-model tersebut dapat diperoleh dari model lain
atau menemukan sendiri model yang diyakini lebih efektif. Namun yang harus
dipahami oleh guru dalam setiap pemakaian model pembelajaran tidak serta merta
menjadi efektif karena ia akan berkorelasi dengan suasana lain, seperti yang
dikemukakan oleh Saltman (dalam Ibrahim, 1998:48), batas suatu inovasi akan
dipengaruhi oleh:
a. Tingkat pembiayaan, semakin susah tingkat pembiayaan semakin mudah
diterima.
b. Seimbang antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
c. Efisiensi, artinya dapat menghemat waktu dan tidak banyak memiliki
hambatan.
d.Tidak memiliki resiko, terutama dengan masalah politik dan keamanan.
e. Mudah dikomunikasikan.
f. Sesuai dengan sosial ekonomi setempat.
g. Dapat dibuktikan secara ilmiah.
h Terasa langsung manfaatnya.
i. Tingkat keterlibatan penerimaan inovasi.
j. Hubungan interpersonal.
k. Berdasarkan kepentingan.
l. Peranan agen (penyuluh) inovasi.
Karena siswa sebagai manusia yang memiliki sejumlah karakteristik di bidang
ekonomi, budaya, kemampuan, dan status sosial, maka pendapat Saltman yang
dikemukakan di atas sebaiknya menjadi pijakan utama dalam pemilihan atau
pembuatan suatu inovasi. Pemberian salah satu ide atau aktivitas tersebut
disusun dalam suatu kerangka yang jelas disebut dengan model. Dengan kata lain
model adalah suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan suatu kegiatan. Dalam pembelajaran, model dapat diterjemahkan sebagai
suatu usaha untuk melukiskan prosedur dan langkah-langkah yang sistematis dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Di bidang pembelajaran terdapat sejumlah model, pada dasarnya dapat
dikategorikan atas pendekatan pembelajaran pemprosesan informasi, pendekatan
pembelajaran individu, pendekatan belajar sosial, dan pendekatan pembelajaran
sistem prilaku (Agus Irianto, 2007: 2). Pada sisi lain, berbagai model yang
telah dibuat ahli tersebut dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi sendiri
untuk menemukan ide-ide baru dalam pembuatan model. Pada gilirannya guru
menemukan suatu model yang paling praktis untuk kegiatan pembelajaran sesuai
dengan kondisi sekolah, siswa, kebijakan pimpinan, dan kemampuan sendiri.
STRATEGI MENGIMPELEMENTASIKAN PEMBELAJRAN INOVATIF
Salah satu faktor yang cukup berperan dalam peningkatan mutu pendidikan
adalah peningkatan kualitas pembelajaran. Langkah yang dapat dilakukan yakni
perbaikan cara mengajar guru dengan menggunakan metode baru yang inovatif.
Adapun strategi mengimplementasi pembelajaran inovatif sebagai berikut:
1.
Kuasai teori pembelajaran
Guru sebagai tenaga pendidik profesional dituntut memiliki kemampuan dalam
menguasai teori pembelajaran. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut hendaknya
guru mempelajari beberapa teori pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli
sebelumnya. Penguasaan terhadap beberapa teori belajar sangat berguna bagi guru
dalam membuat perencanaan pembelajaran. Selanjutnya perencanaan akan
direalisasikan dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tidak
lepas dari konsep teori belajar yang ada didalamnya. Konsep belajar inovatif
didasarkan pada teori belajar yang membentuknya dan tentunya sesuai dengan kontek
pembelajaran itu sendiri. Dengan kata lain pembelajaran inovatif dapat dibentuk
melalui formulasi dari beberapa teori belajar.
1.
Perkaya pemahaman pada metode pembelajaran
Penguasaan metode pembelajaran bukan hanya sebatas saran tetapi hal ini
merupakan tugas yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai tenaga pendidik.
Kemampuan tersebut masuk dalam ranah kompetensi profesional yang harus dimiliki
oleh guru. Keberhasilan kegiatan pembelajaran disekolah salah satunya
ditentukan oleh metode pembelajaran atau lebih tepatnya metode penyampaian
materi yang digunakan. Metode penyampaian materi merupakan kemasan yang dibuat
untuk membungkus materi agar lebih mudah dipahami, menarik, tidak menjenuhkan
sehingga tujuan dari pengajaran yang dilakukan dapat tercapai. Untuk itu guna
mengimplementasikan pembelajaran inovatif, seorang guru harus selalu memperkaya
pemahaman pada berbagai metode pembelajaran.
1.
Pelajari kembali materi yang akan diajarkan
Sejalan dengan tugasnya sebagai tenaga pendidik professional, guru harus
memiliki kemampuan dalam mengusasi materi pelajaran yang akan diajarkan kepada
peserta didiknya. Kemampuan seamacam ini berkaitan dengan kompetensi
professional yang harus dimiliki oleh guru. Penguasaan materi pelajaran
merupakan modal berharga yang harus dimiliki oleh guru karena guru disini
berperan sebagai sumber belajar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa materi
merupakan sebuah ilmu yang akan ditransfer kepada peserta didik. Untuk dapat
mentransfer ilmu dengan baik, materi yang akan diajarkan harus jelas dan mudah
dipahami. Ketidakjelasan atas materi yang akan diajarkan tentunya akan membuat
peserta didik bingung dan sulit untuk memahami materi tersebut. Pada akhirnya
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya tidak akan tercapai. Untuk
itulah pemahaman atas materi yang akan diajarkan menjadi poin yang harus
dipahami dengan baik oleh setiap guru demi terciptanya pembelajaran inovatif.
1.
Kenali kondisi kelas dan peserta didiknya
Sebelum mengimpelementasikan pembelajaran inovatif, guru harus mengenal
kondisi kelas dan peserta didiknya. Hal ini menjadi penting karena setiap
peserta didik memiliki keunikan serta karakteristik yang berbeda antara satu
dengan lainnya. Untuk mengetahui kondisi kelas secara umum, seorang guru harus
mengidentifikasi dan mengorganisasikan kelas baik secara kualitatif maupun
secara kuantitatif. Identifikasi dapat dilakukan dengan membuat daftar hadir
kelas, daftar peserta didik, daftar nilai, dan lain sebagainya. Dari daftar
hadir peserta didik, guru dapat mengetahui kehadiran atau tingkat keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Selanjutnya dari daftar peserta
didik, guru dapat mengetahui jumlah peserta didik dilihat dari jenis kelamin.
Sementara dalam daftar nilai, guru dapat mengetahui tingkat kecerdasan awal
yang dimiliki oleh peserta didik. Kegiatan identifikasi tersebut selanjutnya
dianalisa dan diinterpretasikan secara kualitatif dalam catatan pribadi guru.
Singkatnya ketiga contoh identifikasi di atas dapat dijadikan acuan dalam
rangka mengimplementasikan pembelajaran inovatif.
1.
Lakukan observasi pada pembelajaran sebelumnya
Dalam konteks ini, kegiatan pengamatan dapat dilakukan dengan mengamati
situasi dan kondisi pengajaran sehingga akan diperoleh deskripsi tentang
kejadian yang muncul selama pembelajaran berlangsung. Guna mengimplementasikan
pembelajaran inovatif, guru harus melakukan kegiatan observasi harian tentang
kondisi pembelajaran. Langkah yang dapat dilakukan yakni membuat lembar / buku
observasi kelas berisikan tentang situasi selama kegiatan berlangsung dan
membuat laporan perkembangan kegiatan pembelajaran. Data lembar lembar / buku
observasi kelas mencakup partisipasi peserta didik dalam pembelajaran,
kebisingan kelas dan perilaku siswa selama pembelajaran. Sementara dalam
laporan perkembangan kegiatan pembelajaran meliputi perkembangan hasil belajar
peserta didik yang didukung dengan hasil ulangan harian secara secara periodik.
Dengan kata lain laporan perkembangan kegiatan pembelajaran memuat target
pencapaian / penguasaan peserta didik pada materi yang diajarkan oleh guru.
1.
Evaluasi pada pembelajaran sebelumnya
Guna mendapatkan pembelajaran yang benar – benar inovatif,
selanjutnya guru harus mengadakan evaluasi secara komprehensif. Kegiatan
evaluasi membahas tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran sebelumnya.
Kedua aspek tersebut meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Apabila
ditemukan kelebihan maka guru harus mempertahankannya dan apabila mendapatkan
kekurangan maka guru harus merencanakan perbaikan pada pembelajaran selanjunya.
Kedua aspek penilaian di atas secara adminitratif ditransformasikan dalam
bentuk catatan pribadi guru.
1.
Mengadakan perbaikan pada pembelajaran sebelumnya
Setelah mengetahui kelebihan dan kekuarangan pada pembelajaran sebelumnya,
seorang guru diharapkan dapat memperbaikinya guna mendapatkan pembelajaran yang
inovatif. Perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan mendopsi pembelajaran
sebelumnya dan memunculkan ide–ide baru yang dianggap dapat memperbaiki
pembelajran sebelumnya.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJAN INOVATIF
Setiap metode pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu
juga pembelajaran inovatif.
·
Kelebihan pembelajaran inovatif sebagai berikut:
– Melatih
siswa untuk mendesain suatu penemuan.
Pembelajaran inovatif melatih siswa untuk berpikir kreatif sehingga siswa
mampu memunculkan ide-ide baru yang positif. Di dalam pembelajaran ini siswa
dapat mengembangkan kreatifitasnya, sehingga bisa menemukan hal-hal baru di era
globalisasi ini.
– Menuntut
kreatifitas guru dalam mengajar.
Dalam hal ini guru dituntut untuk tidak monoton, maksudnya guru harus
memunculkan inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran. Kreatifitas guru
sangat diperlukan agar proses pembelajaran tidak membosankan.
– Hubungan
antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling
membangun.
Guru dan siswa bersama-sama membangun suasana pembelajaran yang
menyenangkan dalam kelas sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran
bias terwujud.
– Merangsang
perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat.
Pembelajaran inovatif akan membuat siswa berfikir kritis dalam menghadapi
masalah.
– Dapat
membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia
kerja.
Dunia pendidikan akan lebih berwarna, tidak monoton dan akan terus
berkembang menjadi semakin baik. Hal ini akan mempengaruhi dunia kerja yang
nantinya akan dijalani setiap orang.
– Proses
pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar
Siswa harus bisa menempatkan diri dengan baik, siswa tidak boleh hanya diam
tapi harus merusaha memotivasi dirinya sendiri agar berkembang. Pembelajaran
inovatif akan membangkitkan semangat siswa untuk menjadi yang terbaik.
·
Kelemahan pembelajaran inovatif sebagai berikut :
- Siswa yang kurang aktif dalam proses belajar akan semakin
tertinggal
Siswa yang kurang mempunyai semangat dalam belajar dan memiliki kemampuan
lemah maka akan sulit mengikuti pelajaran. Mereka akan pasif dalam menerima
pelajaran disbanding siswa yang aktif.
– Memerlukan
alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang
lain
Pembelajaran inovatif harus dilakukan secara intensif, dengan menerapkan
banyak hal, penyesuaian konsep dan pasti akan memakan banyak waktu.
– Kurangnya kreatifitas guru
Masih banyaknya rasio guru yang mengajar dengan cara lama atau monoton
sehingga menimbulkan suasana kelas yang membosankan. Hal ini akan membuat siswa
jenuh dan tidak tertarik dengan materi yang disampaikan. Padahal dalam proses
pembelajaran kreatifitas guru sangat dibutuhkan. Hal ini akan mendorong siswa
untuk lebih giat lagi dalam belajar.
PENUTUP
Pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru
atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang
baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan
hasil belajar. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran
yang menyenangkan. Model pembelajaran inovatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang patut dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam sekolah-sekolah. Model pembelajaran inovatif ini berciri
antisipasi dan partisipasi, menyeimbangkan antara kegiatan penyadaran dengan
kegiatan pemberdayaan pada setiap siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Imamalhikmah. 2010. Pembelajaran Inovatif Membangkitkan
Motivasi Mengajar Dan Belajar. Diunduh 13 Desember, 2013 pukul 10.22. Darihttp://ahmadqiran.blogspot.com/2010/12/pembelajaran-inovatif-membangkitkan.
Wiranata, Adinda. 2012. Pembelajaran Inovatif. Diunduh 12
November, 2013 pukul 15. 06. Dari http://pendidikan-1993.blogspot.com/2012/01/pembelajaran-inovatif.html
Fauzi, Nur. 2012. Konsep Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem). Diunduh 11 November, 2013 pukul 16.
00. Darihttp://kantingembira.blogspot.com/2012/10/konsep-pembelajaran-aktif-inovatif.html
Tombak, Anggar. 2011. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran
Inovatif. Diunduh 15 November, 2013 pukul 20.05. Darihttp://www.kawandnews.com/2011/10/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran.html
______________
*) Diana Wahyu Utami, penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI
Pacitan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris kelas C. Makalah disusun guna
memenuhi sebagian tugas individu pada mata kuliah Manajemen Pendidikan tahun
akademik 2013/2014 dengan dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.
Langganan:
Postingan (Atom)